Halaman

Rabu, 26 September 2012

 
PENGERTIAN, MANFAAT SERTA ANALISIS HAKIKAT STRATEGI PENGAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar maupun temukan kata pendidikan, pengajaran, pembelajaran juga jenjang pendidikan yang begitu banyak. Sehingga seorang anak harus meninggalkan kebebesan bermainnya demi pendidikan.
Namun, banyaknya waktu yang dihabiskan seorang anak didik di bangku sekolah tidak menjadi ukuran akan keberhasilannya. Ini dikarenakan kurangnya kemampuan guru dalam memahami metode, media, desain, stategi pembelajaran maupun pengajaran serta mengaplikasikannya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan menuliskan sedikit tentang strategi pengajaran, mulai dari pengertian, sampai manfaatnya.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN STRATEGI PENGAJARAN
Istilah sterategi pengjaran terdiri dari kata strategi dan pengajaran. Kata strategi sebenarnya sebuah istilah yang digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang berarti jenderal atau panglima, sehingga startegi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam kemiliteran ini bererti cara penggunaan seluruh kekuatan untuk mencapai tujuan perang.
Startegi dibedakan dengan taktik. Strategi dalam dunia kemiliteran berhubungan dengan perang. Sedangkan taktik berhubungan dengan peraturan yang harus dilakukan untuk melaksanakan peperangan itu.[1]
Sedangkangkan pengajaran yang sering juga disebut dengan belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu.
Sedang menurut K. H. Dewantara sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir di dalam Metodologi Pengajaran Agama Islam adalah:
Pengajaran (onderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta kecakapan,...[2]
Bila dilihat dari dua defenisi di atas pengajaran berbeda dengan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk membantu anak didik untuk semakin dewasa, sedangkan salah satu usaha di dalam membantu anak didik supaya makin dewasa adalah dengan pengajaran tadi.
Jadi, pendidikan dapat dilakukan dengaan berbagai usaha, diantara:
a.       Pengajaran
b.      Pembiasaan
c.       Pemberian contoh
d.      Pemberian hadiah dan pujian[3]

Berati kita dapat mendefenisikan strategi pengajaran dengan seluruh usaha yang kita lakukan di dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat mencapai target belajar-mengajar.
Menurut W. Gulo strategi pengajaran adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.[4]
Dan menurut T. Raka Joni bahwa Strategi belajar mengajar itu adalah pola dan urutan umum perbuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan (frame of reference) untuk pemahaman yang lebih baik, yang pada gilirannya untuk dapat memilih secara tepat menggunakannya secara lebih efektif di dalam penciptaan belajar mengajar.[5]
Menurut J.R. David dalam teaching Strategis for College Class Room (1976), ialah a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.[6]
Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa srtaretgi pengajaran itu adalah rencana dan panduaan kegiatan belajar-mengajar yang dimiliki dan digunakan seorang guru untuk mencapai tujuannya di dalam kegiatan pengajaran.
Adapun perbedaan antara strategi pengajaran dengan metode pengajaran adalah:
a.                          Strategi pengajaran: Rencana kegiatan untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengajaran.
b.                         Metode pengajaran: Cara yang dipakai untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengajaran.

B.     MAFAAT STRATEGI PENGAJARAN
Untuk mengetahui manfaat dari strategi pengajaran kita harus kembali melihat defenis dari strategi pengajaran tersebut. Dan bila kita lihat dari defenisi-defenisi di atas bahwa manfaat dari strategi pengajaran itu adalah untuk menjadi acuan atau pedoman bagi para pendidik dalam rangka pengajaran untuk dapat mengembangkan kognisi dan aktivitas belajar peserta didik.[7]
Ini dapat dilihat dengan jelas adanya perbedaan antara pendidik yang memahami dan mengaplikasikan strategi pengajaran dengan yang tidak memahaminya. Karena, dengan adanya strategi pengajaran yang dipakai pendidik dapat membuat para peserta didik semakin aktif dan bersemangat di dalam kegiatan belajar mengajar juga nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang semakin bagus dan meningkat.
Supaya seorang tenga pengajar dapat mendapat manfaat strategi pengajaran seharusnya memperhatikan seluruh komponen-komponen pengajaran serta memandangnya suatu kesatuan yang utuh.

C.    HAKIKAT STRATEGI PENGAJARAN
Hakikat belajar mengajar adalah kegiatan mengatur, mengelola kegiatan belajar mengajar, serta mengevaluasi proses dan hasil belajar, ini semua merupakan tanggung jawab seorang tenanga pendidik untuk dapat membuat perubahan posotif pada diri peserta didik.
Jadi, strategi belajar mengandung komponen-komponen tertentu dikarenakan merupakan suatu sistem yang dipakai dalam pengajaran. Diantara komponen tersebut:[8]
  1. Siswa
  2. Tujuan bahasan
  3. Metode
  4. Situasi
  5. Evaluasi

Dan menurut Dick dan Carey bahwa komponen strategi pembelajaran, yaitu:[9]
  1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut, yaitu:[10]
Menjelaskan tujuan pembahasan khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peserta didik akan mengetahui manfaat dan hasil yang akan didapat dari pokok pembahasan tersebut. Demikian juga, guru dalam menyampaikan tujuan hendaknya menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Pada umumnya penjelasan dengan menggunakan ilustrasi kasus dalam kehidupan sehari-hari yang dialami peserta didik akan lebih mudah untuk dipahami.
Lakukan appersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan di pelajari. Disini guru dapat menunjukkan eratnya hubungan pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik. Dengan kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga dapat menghilangkan rasa cemas dan takut menemui kesulitan atau kegagalan.
Dalam Pembelajaran Pendahuluan, perlunya menjelaskan tujuan pembelajaran , karena tujuan pembelajaran memiliki ciri penting dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberikan arah yang jelas dan dapat diartikan sebagai suatu cita-cita yang ingin dicapai pelaksana suatu kegiatan. Dengan membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang disebut dengan kegiatan pembelajaran “sadar tujuan”.[11]
Jadi, pentingnya  pembelajaran pendahuluan ini agar peserta didik dapat paham apa tujuan dan manfaat dari pokok bahasan tersebut.
  1. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal ini hanya salah satu bagian dari komponen strategi pembelajaran. Artinya tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik yang memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini jadi tidak berarti.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi:[12]
a. Urutan Penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.
b. Ruang lingkup materi yang disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik paserta didik dan jenis materi yang di pelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran.
Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah:
·         Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram (Programmed Instruction).
·         Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, dan selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui uraian per bab.
c. Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang terbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), ketrampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu) dan sikap (berisi pendapat, ide, saran atau tanggapan). Karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
  1. Partisipasi Peserta didik
Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaranyang sudah ditetapkan. Terdapat beberapa hal yang penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:[13]
·         Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang pengetahuan, sikap atau ketrampilan tertentu. Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau mmempraktekkan pengetahuan, sikap atau ketrampilan tersebut.
·         Umpan Balik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar / atau salah, tepat / tidak tepat atau ada sesuatu yang diperbaiki, diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan melakukan kesalahan serupa.
  1. Tes
Kegiatan tes yang berbentuk penilaian dala proses belajar merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu untuk memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (posttest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.[14]
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan dan praktik.
Perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan penilaian akhir, guru harus mengkondisikan siswa, supaya siswa secara maksimal dapat mengorganisasikan (pemahaman) kembali tentang materi pelajaran yang telah dibahas.
Setelah melaksanakan kegiatan penilaian guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran? Apakah tingkat ketercapaian siswa dalam kelas/individu terhadap tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan (presentase) minimal? Dari hasil semuanya, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.
  1. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan lanjutan / tindak lanjut npembelajaran dilakukan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan lanjutan pembelajaran secara prinsip ada hubungannya dengan kegiatan belajar sebelumnya.
Jadi kegiatan lanjutan ini dilakukan untuk menindak lanjuti hasil penilaian peserta didik pada akhir penbelajaran tentunya dengan tindak lanjut yang berbeda setiap peserta didik. Bagi peserta didik yang tidak mencapai hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran makalah peserta didik akan diberikan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu, maka akan mendapatkan pengayaan.

D.    JENIS-JENIS STRATEGI PENGAJARAN BAHASA ARAB
Strategi pembelajaran bahasa Arab tidak jauh berbeda dengan pengjaran bahasa asing lainnya. Muhammad Ali Al-Khuli membaginya kepada 4 jenis strategi:[15]
  1. Al-Qawid wa Al-Tarjamah
Strategi ini sangat cocok bagi peserta didik yang sedang memahami bahasa teks-teks arab. Dan diantara ciri-cirinya:
    1. lebih menekankan kepada maharah Al-Qiraah, Al-Kitabah dan Al-Terjamah.
    2. Lebih menekankan kepada tata bahasa sebagai cara mengajarkan bahasa.
Adapun kekurangnya adalah:
a). Kurangnya penekanan pada Maharah Al-Kalam
b). Kurang memperaktekkan bahasa arab dikrenakan banyaknya memakai bahasa ibu saat menerjemahkan.
c). Peserta didik diajarkan tata bahasa bukan bahasa arab itu sendiri.
  1. Strategi Al-Mubasyarah
Dengan strategi ini peserta didik langsung dilatih mendengarkan bahasa arab, dengan memperbanyak mendengarkan bahasa Arab, peserta didik mersakan mudah untuk memperaktekkan bahasa arab dalam kesehariannya, dan bila pesert didik tidak dapat memahami apa yang didengarnya, guru menerangkannya dengan bahasa arab juga.
Menurut Richarda Rodgers strategi ini memiliki ciri-ciri berikut:
1.                          Bahasa pengantar pengajaran adalah bahas target.
2.                          Kosa kata yang diajarkan meliputi bahasa sehari-hari
3.                          Kosa kata diajarkan melalui pragaan dan peraktek
4.                          Keterampilan berbicara dan menyimak sama-sama diajarkan.[16]
  1. Strategi Al-Sam’iyah Al-Syafawiyah
Strategi ini menekankan kepada bagaimana cara meningkatkan Maharah Al-Istima’ dan Al-Kalam peserta didik terlebih dahulu sebelum mengajarinya mebaca dan menulis.
Ciri-cirinya:
    1. Guru memulai pengajaran bahasa arab dengan Maharah Al-Istima’, kemudian Al-Kalam, Al-Qira’ah dan Al-Kitabah.
    2. Membiasakan anak didik dengan menjadikan bahasa sebagai perbuatan.
  1. Strategi Al-Intiqaiyah
Strategi ini guru memilih strategi apa yang mau dipakai dalam pembelajrannya yang sesuai dengan peserta didik dan pelajarannya.
Munculnya strategi ini dikarenakan tidak adanya suatu strategi yang sempurna dan cocok buat semua target dmaupun tujuan pembelajaran dan dikarenakan yang terpentinbgf di dalam pembelajaran adalah memperrhatikan anak didik dan kebutuhannya.
Dr. Zulheddi menambahkan satu strategi lagi, yaitu: Strategi Al-Qira’ah[17]
Starategi ini memilih pengajaran maupun pembelajaran bahasa arab dengan melatih siswa membaca dan memahami teks-teks arab, yang dengan membiasakan membaca dengan benar membuat peserta didik dengan mudah menutur bahsa arab dengan benar.

E.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI STRATEGI PENGAJARAN BAHASA ARAB
Untuk seorang guru seharusnya mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi strategi pengajaran. Karena dengan mengetahuinya dia dapat mempersiapkan materi, startegi dan evcaluasinya denbgan benar. Diantara factor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah sebagai berikut:[18]
1.                  Kebiasaan memakai strategi tersebut supaya tidak mendapatkan kesulitan di dalam praktek belajar mengajar.
2.                          Keinginan maupun kesukaan para peserta didik.
3.                          Kesiapan anak didik, baikdari segi umur, kecerdasan maupun latar belakang.
4.                          Lamanya kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan.









BAB III
KESIMPULAN
Istilah sterategi pengjaran terdiri dari kata strategi dan pengajaran. Kata strategi sebenarnya sebuah istilah yang digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang berarti jenderal atau panglima, sehingga startegi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam kemiliteran ini bererti cara penggunaan seluruh kekuatan untuk mencapai tujuan perang.
Startegi dibedakan dengan taktik. Strategi dalam dunia kemiliteran berhubungan dengan perang. Sedangkan taktik berhubungan dengan peraturan yang harus dilakukan untuk melaksanakan peperangan itu.
Kata pengajaran yang sering juga disebut dengan belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu.
Sedang menurut K. H. Dewantara:
“Pengajaran (onderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta kecakapan,...”
Bila dilihat dari dua defenisi di atas pengajaran berbeda dengan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk membantu anak didik untuk semakin dewasa, sedangkan salah satu usaha di dalam membantu anak didik supaya makin dewasa adalah dengan pengajaran tadi.
Berati kita dapat mendefenisikan strategi pengajaran dengan seluruh usaha yang kita lakukan di dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat mencapai target belajar-mengajar.
Menurut W. Gulo strategi pengajaran adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dan menurut T. Raka Joni bahwa Strategi belajar mengajar itu adalah pola dan urutan umum perbuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan (frame of reference) untuk pemahaman yang lebih baik, yang pada gilirannya untuk dapat memilih secara tepat menggunakannya secara lebih efektif di dalam penciptaan belajar mengajar.
Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa srtaretgi pengajaran itu adalah rencana dan panduaan kegiatan belajar-mengajar yang dimiliki dan digunakan seorang guru untuk mencapai tujuannya di dalam kegiatan pengajaran.
Adapun perbedaan antara strategi pengajaran dengan metode pengajaran adalah:
Strategi pengajaran: Rencana kegiatan untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengajaran. Metode pengajaran: Cara yang dipakai untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengajaran.
Manfaat dari strategi pengajaran itu adalah untuk menjadi acuan atau pedoman bagi para pendidik dalam rangka pengajaran untuk dapat mengembangkan kognisi dan aktivitas belajar peserta didik.
Hakikat belajar mengajar adalah kegiatan mengatur, mengelola kegiatan belajar mengajar, serta mengevaluasi proses dan hasil belajar, ini semua merupakan tanggung jawab seorang tenanga pendidik untuk dapat membuat perubahan posotif pada diri peserta didik.
Komponen-komponen strategi belajar-mengajar:
  1. Siswa
  2. Tujuan bahasan
  3. Metode
  4. Situasi
  5. Evaluasi
Dan menurut Dick dan Carey bahwa komponen strategi pembelajaran, yaitu:
  1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
  2. Penyampaian Informasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi:
1.      Urutan Penyampaian
2.      Ruang lingkup materi yang disampaikan
3.      Materi yang akan disampaikan
  1. Partisipasi Peserta didik
  2. Tes
  3. Kegiatan Lanjutan
Jenis-jenis strategi pembelajaran bahasa Arab:
1. Al-Qawid wa Al-Tarjamah
2. Strategi Al-Mubasyarah
3. Strategi Al-Sam’iyah Al-Syafawiyah
4. Strategi Al-Intiqaiyah
5. Strategi Al-Qira’ah
Diantara factor-faktor yang mempengaruhi strategi pengajaran adalah:
  1. Kebiasaan memakai strategi tersebut supaya tidak mendapatkan kesulitan di dalam praktek belajar mengajar.
  2. Keinginan maupun kesukaan para peserta didik.
  3. Kesiapan anak didik, baikdari segi umur, kecerdasan maupun latar belakang.
  4. Lamanya kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan.




DAFTAR PUSTAKA
Al-Khuli. Muhammad Ali, Asalib Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah, (Riyadh: 1986).
Gulo. W, Strategi belajar-mengajar, (e-book).
Halimah. Siti, Strategi Pembelajaran,(Medan: Cita Pustaka, 2008).
Hamzah B. Uno,dkk, Model Pembelajaran, (Gorontalo: Nurul Jannah, 2004).
Mardianto, Media Pembelajaran PAI, (Medan: Fatar IAIN SUMUT, 2010).
Masitoh. laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran ( Jakarta: Dirjen PAI Depag).
Tim pengembang ilmu pendidkan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (ebook).
Tohari. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja rosdakarta, 1995).
Zulheddi, Tathwir Manahij Al-Lughah Al-Arabiyah wa Turuq Tadrisiha, (Medan: IAIN Press, 2010).


[1] Gulo. W, Strategi belajar-mengajar, (e-book), h. 1.
[2] Tohari. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja rosdakarta, 1995), h. 6-7.
[3] Tohari. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, h. 8.
[4] Gulo. W, Strategi belajar-mengajar, h. 2.
[5] Halimah. Siti, Strategi Pembelajaran,(Medan: Cita Pustaka, 2008), h. 8.
[6] Gulo. W, Strategi belajar-mengajar, h. 2.
[7] Halimah. Siti, Strategi Pembelajaran, h. 11.
[8] Halimah. Siti, Strategi Pembelajaran, h. 13.
[9] Hamzah B. Uno,dkk, Model Pembelajaran, (Gorontalo: Nurul Jannah, 2004), h. 4.
[10] Hamzah B. Uno,dkk, Model Pembelajaran, h. 5-6.
[11] Mardianto, Media Pembelajaran PAI, (Medan: Fatar IAIN SUMUT, 2010), h. 17-18.
[12] Hamzah B. Uno,dkk, Model Pembelajaran, h. 6-8.
[13] Hamzah B. Uno,dkk, Model Pembelajaran, h. 8-9.
[14] Masitoh. laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran ( Jakarta: Dirjen PAI Depag), h. 94.
[15] Al-Khuli. Muhammad Ali, Asalib Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah, (Riyadh: 1986), h. 20-26.
[16] Tim pengembang ilmu pendidkan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (ebook), h. 93.
[17] Zulheddi, Tathwir Manahij Al-Lughah Al-Arabiyah wa Turuq Tadrisiha, (Medan: IAIN Press, 2010), h. 91.
[18] Al-Khuli. Muhammad Ali, Asalib Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah, h. 26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar