PENGERTIAN,
MANFAAT SERTA ANALISIS HAKIKAT STRATEGI PENGAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, sering
kita dengar maupun temukan kata pendidikan, pengajaran, pembelajaran juga
jenjang pendidikan yang begitu banyak. Sehingga seorang anak harus meninggalkan
kebebesan bermainnya demi pendidikan.
Namun, banyaknya waktu yang dihabiskan
seorang anak didik di bangku sekolah tidak menjadi ukuran akan keberhasilannya.
Ini dikarenakan kurangnya kemampuan guru dalam memahami metode, media, desain,
stategi pembelajaran maupun pengajaran serta mengaplikasikannya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini
pemakalah akan menuliskan sedikit tentang strategi pengajaran, mulai dari
pengertian, sampai manfaatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
STRATEGI PENGAJARAN
Istilah sterategi pengjaran terdiri dari kata strategi dan pengajaran. Kata strategi sebenarnya
sebuah istilah yang digunakan dalam dunia
kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang berarti
jenderal atau panglima, sehingga startegi diartikan sebagai ilmu kejenderalan
atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam kemiliteran ini bererti cara penggunaan
seluruh kekuatan untuk mencapai tujuan perang.
Startegi dibedakan dengan taktik.
Strategi dalam dunia kemiliteran berhubungan dengan perang. Sedangkan taktik berhubungan
dengan peraturan yang harus dilakukan untuk melaksanakan peperangan itu.[1]
Sedangkangkan pengajaran yang sering
juga disebut dengan belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang menyangkut
pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata-mata, yaitu
supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis,
sistematis dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu.
Sedang menurut K. H. Dewantara
sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir di dalam Metodologi Pengajaran Agama
Islam adalah:
Pengajaran (onderwijs) itu tidak lain
dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran
tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta
kecakapan,...[2]
Bila dilihat dari dua defenisi di atas pengajaran
berbeda dengan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk membantu anak didik
untuk semakin dewasa, sedangkan salah satu usaha di dalam membantu anak didik
supaya makin dewasa adalah dengan pengajaran tadi.
Jadi, pendidikan dapat dilakukan
dengaan berbagai usaha, diantara:
a.
Pengajaran
b.
Pembiasaan
c.
Pemberian contoh
d.
Pemberian hadiah dan pujian[3]
Berati kita dapat mendefenisikan
strategi pengajaran dengan seluruh usaha yang kita lakukan di dalam kegiatan
belajar-mengajar untuk dapat mencapai target belajar-mengajar.
Menurut W. Gulo strategi pengajaran adalah
suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.[4]
Dan menurut T. Raka Joni bahwa Strategi
belajar mengajar itu adalah pola dan urutan umum perbuatan guru murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan (frame of reference) untuk pemahaman yang
lebih baik, yang pada gilirannya untuk dapat memilih secara tepat
menggunakannya secara lebih efektif di dalam penciptaan belajar mengajar.[5]
Menurut J.R. David dalam teaching
Strategis for College Class Room (1976), ialah “a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular education goal”. Meliputi rencana,
metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu.[6]
Dari defenisi-defenisi di atas dapat
disimpulkan bahwa srtaretgi pengajaran itu adalah rencana dan panduaan kegiatan
belajar-mengajar yang dimiliki dan digunakan seorang guru untuk mencapai
tujuannya di dalam kegiatan pengajaran.
Adapun perbedaan
antara strategi
pengajaran dengan
metode pengajaran
adalah:
a.
Strategi pengajaran: Rencana kegiatan
untuk mencapai hasil yang lebih
maksimal dalam pengajaran.
b.
Metode pengajaran: Cara yang dipakai untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengajaran.
B.
MAFAAT STRATEGI PENGAJARAN
Untuk mengetahui manfaat dari strategi
pengajaran kita harus kembali melihat defenis dari strategi pengajaran
tersebut. Dan bila kita lihat dari defenisi-defenisi di atas bahwa manfaat dari
strategi pengajaran itu adalah untuk menjadi acuan atau pedoman bagi para
pendidik dalam rangka pengajaran untuk dapat mengembangkan kognisi dan
aktivitas belajar peserta didik.[7]
Ini dapat dilihat dengan jelas adanya
perbedaan antara pendidik yang memahami dan mengaplikasikan strategi pengajaran
dengan yang tidak memahaminya. Karena, dengan adanya strategi pengajaran yang
dipakai pendidik dapat membuat para peserta didik semakin aktif dan bersemangat
di dalam kegiatan belajar mengajar juga nantinya akan menghasilkan prestasi
belajar yang semakin bagus dan meningkat.
Supaya seorang tenga pengajar dapat
mendapat manfaat strategi pengajaran seharusnya memperhatikan seluruh
komponen-komponen pengajaran serta memandangnya suatu kesatuan yang utuh.
C.
HAKIKAT STRATEGI PENGAJARAN
Hakikat belajar mengajar adalah
kegiatan mengatur, mengelola kegiatan belajar mengajar, serta mengevaluasi
proses dan hasil belajar, ini semua merupakan tanggung jawab seorang tenanga
pendidik untuk dapat membuat perubahan posotif pada diri peserta didik.
Jadi, strategi belajar mengandung
komponen-komponen tertentu dikarenakan merupakan suatu sistem yang dipakai
dalam pengajaran. Diantara komponen tersebut:[8]
- Siswa
- Tujuan bahasan
- Metode
- Situasi
- Evaluasi
- Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian
dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran
pendahuluan dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut, yaitu:[10]
Menjelaskan tujuan pembahasan khusus
yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik di akhir kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian
peserta didik akan mengetahui manfaat dan hasil yang akan didapat dari pokok
pembahasan tersebut. Demikian juga, guru dalam menyampaikan tujuan hendaknya
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Pada
umumnya penjelasan dengan menggunakan ilustrasi kasus dalam kehidupan
sehari-hari yang dialami peserta didik akan lebih mudah untuk dipahami.
Lakukan appersepsi, berupa kegiatan
yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan
di pelajari. Disini guru dapat menunjukkan eratnya hubungan pelajaran yang akan
dipelajari oleh peserta didik. Dengan kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mampu
dan percaya diri sehingga dapat menghilangkan rasa cemas dan takut menemui
kesulitan atau kegagalan.
Dalam Pembelajaran Pendahuluan,
perlunya menjelaskan tujuan pembelajaran , karena tujuan pembelajaran memiliki
ciri penting dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberikan arah yang
jelas dan dapat diartikan sebagai suatu cita-cita yang ingin dicapai pelaksana
suatu kegiatan. Dengan membentuk
peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang disebut dengan
kegiatan pembelajaran “sadar tujuan”.[11]
Jadi, pentingnya pembelajaran pendahuluan ini agar peserta
didik dapat paham apa tujuan dan manfaat dari pokok bahasan tersebut.
- Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali
dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran,
padahal ini hanya salah satu bagian dari komponen strategi pembelajaran.
Artinya tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik yang memotivasi peserta
didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini jadi tidak berarti.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami
dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi:[12]
a. Urutan Penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran
harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan
tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat
abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang
lebih kompleks atau sulit dilakukan. Urutan penyampaian informasi yang
sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin
disampaikan oleh gurunya.
b. Ruang lingkup materi yang disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan
atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik paserta didik
dan jenis materi yang di pelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar
pada saat penentuan tujuan pembelajaran.
Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah:
·
Apakah
materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam
pembelajaran terprogram (Programmed
Instruction).
·
Apakah
materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian.
Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, dan selanjutnya bagian-bagian
dijelaskan melalui uraian per bab.
c. Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan
gabungan antara jenis materi yang terbentuk pengetahuan (fakta dan informasi
yang terperinci), ketrampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat
tertentu) dan sikap (berisi pendapat, ide, saran atau tanggapan). Karena itu,
dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami
jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi
pembelajaran yang sesuai.
- Partisipasi Peserta didik
Proses pembelajaran akan lebih berhasil
apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung
dan relevan dengan tujuan pembelajaranyang sudah ditetapkan. Terdapat beberapa
hal yang penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:[13]
·
Latihan
dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang
pengetahuan, sikap atau ketrampilan tertentu. Selanjutnya peserta didik diberi
kesempatan untuk berlatih atau mmempraktekkan pengetahuan, sikap atau
ketrampilan tersebut.
·
Umpan
Balik
Segera setelah peserta didik
menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik
(feedback) terhadap hasil belajar
tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan
segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka
lakukan itu benar / atau salah, tepat / tidak tepat atau ada sesuatu yang
diperbaiki, diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik
tidak akan melakukan kesalahan serupa.
- Tes
Kegiatan tes yang berbentuk penilaian
dala proses belajar merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru
dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu untuk memiliki kemampuan dalam
menilai hasil belajar siswa. Penilaian belajar dalam kegiatan akhir
pembelajaran (posttest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.[14]
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan
diakhir kegiatan pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran
pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan dan
praktik.
Perlu diperhatikan sebelum melaksanakan
kegiatan penilaian akhir, guru harus mengkondisikan siswa, supaya siswa secara
maksimal dapat mengorganisasikan (pemahaman) kembali tentang materi pelajaran
yang telah dibahas.
Setelah melaksanakan kegiatan penilaian
guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran? Apakah tingkat ketercapaian siswa dalam kelas/individu terhadap
tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan (presentase) minimal? Dari hasil semuanya, maka guru akan memperoleh
gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.
- Kegiatan Lanjutan
Kegiatan lanjutan / tindak lanjut
npembelajaran dilakukan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi
waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan lanjutan pembelajaran secara
prinsip ada hubungannya dengan kegiatan belajar sebelumnya.
Jadi kegiatan lanjutan ini dilakukan
untuk menindak lanjuti hasil penilaian peserta didik pada akhir penbelajaran
tentunya dengan tindak lanjut yang berbeda setiap peserta didik. Bagi peserta
didik yang tidak mencapai hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran makalah
peserta didik akan diberikan remedial dan bagi peserta didik yang sudah
mencapai nilai yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu, maka akan
mendapatkan pengayaan.
D.
JENIS-JENIS STRATEGI PENGAJARAN BAHASA
ARAB
Strategi pembelajaran bahasa Arab tidak
jauh berbeda dengan pengjaran bahasa asing lainnya. Muhammad Ali Al-Khuli
membaginya kepada 4 jenis strategi:[15]
- Al-Qawid wa Al-Tarjamah
Strategi ini sangat cocok bagi peserta
didik yang sedang memahami bahasa teks-teks arab. Dan diantara ciri-cirinya:
- lebih menekankan kepada maharah Al-Qiraah, Al-Kitabah dan Al-Terjamah.
- Lebih menekankan kepada tata bahasa sebagai cara mengajarkan bahasa.
Adapun
kekurangnya adalah:
a). Kurangnya
penekanan pada Maharah Al-Kalam
b). Kurang memperaktekkan bahasa arab
dikrenakan banyaknya memakai bahasa ibu saat menerjemahkan.
c). Peserta
didik diajarkan tata bahasa bukan bahasa arab itu sendiri.
- Strategi Al-Mubasyarah
Dengan strategi ini peserta didik
langsung dilatih mendengarkan bahasa arab, dengan memperbanyak mendengarkan
bahasa Arab, peserta didik mersakan mudah untuk memperaktekkan bahasa arab
dalam kesehariannya, dan bila pesert didik tidak dapat memahami apa yang
didengarnya, guru menerangkannya dengan bahasa arab juga.
Menurut Richarda Rodgers strategi ini
memiliki ciri-ciri berikut:
1.
Bahasa pengantar pengajaran adalah bahas target.
2.
Kosa kata yang diajarkan meliputi bahasa sehari-hari
3.
Kosa kata diajarkan melalui pragaan dan peraktek
4.
Keterampilan berbicara dan menyimak sama-sama diajarkan.[16]
- Strategi Al-Sam’iyah Al-Syafawiyah
Strategi ini menekankan kepada
bagaimana cara meningkatkan Maharah
Al-Istima’ dan Al-Kalam peserta
didik terlebih dahulu sebelum mengajarinya mebaca dan menulis.
Ciri-cirinya:
- Guru memulai pengajaran bahasa arab dengan Maharah Al-Istima’, kemudian Al-Kalam, Al-Qira’ah dan Al-Kitabah.
- Membiasakan anak didik dengan menjadikan bahasa sebagai perbuatan.
- Strategi Al-Intiqaiyah
Strategi ini guru memilih strategi apa
yang mau dipakai dalam pembelajrannya yang sesuai dengan peserta didik dan
pelajarannya.
Munculnya strategi ini dikarenakan
tidak adanya suatu strategi yang sempurna dan cocok buat semua target dmaupun
tujuan pembelajaran dan dikarenakan yang terpentinbgf di dalam pembelajaran
adalah memperrhatikan anak didik dan kebutuhannya.
Dr. Zulheddi menambahkan satu strategi
lagi, yaitu: Strategi Al-Qira’ah[17]
Starategi ini memilih pengajaran maupun
pembelajaran bahasa arab dengan melatih siswa membaca dan memahami teks-teks
arab, yang dengan membiasakan membaca dengan benar membuat peserta didik dengan
mudah menutur bahsa arab dengan benar.
E.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI STRATEGI
PENGAJARAN BAHASA ARAB
Untuk seorang guru seharusnya
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi strategi pengajaran. Karena dengan
mengetahuinya dia dapat mempersiapkan materi, startegi dan evcaluasinya denbgan
benar. Diantara factor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah sebagai
berikut:[18]
1.
Kebiasaan
memakai strategi tersebut supaya tidak mendapatkan kesulitan di dalam praktek
belajar mengajar.
2.
Keinginan
maupun kesukaan para peserta didik.
3.
Kesiapan
anak didik, baikdari segi umur, kecerdasan maupun latar belakang.
4.
Lamanya
kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan.
BAB III
KESIMPULAN
Istilah sterategi pengjaran terdiri dari kata strategi dan pengajaran. Kata strategi sebenarnya
sebuah istilah yang digunakan dalam dunia
kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang berarti
jenderal atau panglima, sehingga startegi diartikan sebagai ilmu kejenderalan
atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam kemiliteran ini bererti cara penggunaan
seluruh kekuatan untuk mencapai tujuan perang.
Startegi dibedakan dengan taktik.
Strategi dalam dunia kemiliteran berhubungan dengan perang. Sedangkan taktik
berhubungan dengan peraturan yang harus dilakukan untuk melaksanakan peperangan
itu.
Kata pengajaran yang sering juga
disebut dengan belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan
anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata-mata, yaitu supaya anak
lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis dan
objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu.
Sedang menurut K. H. Dewantara:
“Pengajaran (onderwijs) itu tidak lain
dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran
tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta
kecakapan,...”
Bila dilihat dari dua defenisi di atas
pengajaran berbeda dengan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk membantu
anak didik untuk semakin dewasa, sedangkan salah satu usaha di dalam membantu
anak didik supaya makin dewasa adalah dengan pengajaran tadi.
Berati kita dapat mendefenisikan
strategi pengajaran dengan seluruh usaha yang kita lakukan di dalam kegiatan
belajar-mengajar untuk dapat mencapai target belajar-mengajar.
Menurut W. Gulo strategi pengajaran
adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dan menurut T. Raka Joni bahwa Strategi
belajar mengajar itu adalah pola dan urutan umum perbuatan guru murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan (frame of reference) untuk pemahaman yang
lebih baik, yang pada gilirannya untuk dapat memilih secara tepat
menggunakannya secara lebih efektif di dalam penciptaan belajar mengajar.
Dari defenisi-defenisi di atas dapat
disimpulkan bahwa srtaretgi pengajaran itu adalah rencana dan panduaan kegiatan
belajar-mengajar yang dimiliki dan digunakan seorang guru untuk mencapai
tujuannya di dalam kegiatan pengajaran.
Adapun perbedaan
antara strategi
pengajaran dengan
metode pengajaran
adalah:
Strategi pengajaran: Rencana kegiatan
untuk mencapai hasil yang lebih
maksimal dalam pengajaran. Metode pengajaran: Cara yang dipakai untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengajaran.
Manfaat dari strategi pengajaran itu
adalah untuk menjadi acuan atau pedoman bagi para pendidik dalam rangka
pengajaran untuk dapat mengembangkan kognisi dan aktivitas belajar peserta
didik.
Hakikat belajar mengajar adalah
kegiatan mengatur, mengelola kegiatan belajar mengajar, serta mengevaluasi
proses dan hasil belajar, ini semua merupakan tanggung jawab seorang tenanga
pendidik untuk dapat membuat perubahan posotif pada diri peserta didik.
Komponen-komponen strategi
belajar-mengajar:
- Siswa
- Tujuan bahasan
- Metode
- Situasi
- Evaluasi
Dan menurut
Dick dan Carey bahwa komponen strategi pembelajaran, yaitu:
- Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
- Penyampaian Informasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian
informasi:
1.
Urutan
Penyampaian
2.
Ruang
lingkup materi yang disampaikan
3.
Materi
yang akan disampaikan
- Partisipasi Peserta didik
- Tes
- Kegiatan Lanjutan
Jenis-jenis strategi pembelajaran bahasa Arab:
1.
Al-Qawid wa Al-Tarjamah
2. Strategi Al-Mubasyarah
3.
Strategi Al-Sam’iyah Al-Syafawiyah
4. Strategi Al-Intiqaiyah
5.
Strategi Al-Qira’ah
Diantara factor-faktor yang
mempengaruhi strategi pengajaran adalah:
- Kebiasaan memakai strategi tersebut supaya tidak mendapatkan kesulitan di dalam praktek belajar mengajar.
- Keinginan maupun kesukaan para peserta didik.
- Kesiapan anak didik, baikdari segi umur, kecerdasan maupun latar belakang.
- Lamanya kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khuli. Muhammad Ali, Asalib Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah, (Riyadh: 1986).
Gulo. W, Strategi belajar-mengajar, (e-book).
Halimah. Siti, Strategi Pembelajaran,(Medan: Cita
Pustaka, 2008).
Hamzah B. Uno,dkk, Model Pembelajaran, (Gorontalo: Nurul
Jannah, 2004).
Mardianto, Media Pembelajaran PAI, (Medan: Fatar IAIN SUMUT,
2010).
Masitoh. laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran ( Jakarta: Dirjen PAI
Depag).
Tim pengembang ilmu pendidkan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (ebook).
Tohari. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja rosdakarta, 1995).
Zulheddi, Tathwir Manahij Al-Lughah Al-Arabiyah wa Turuq Tadrisiha, (Medan: IAIN Press, 2010).
[2] Tohari. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja
rosdakarta, 1995), h. 6-7.
[14] Masitoh. laksmi Dewi, Strategi
Pembelajaran ( Jakarta:
Dirjen PAI Depag), h. 94.
[15] Al-Khuli. Muhammad Ali, Asalib Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah, (Riyadh: 1986), h. 20-26.
[16] Tim pengembang ilmu pendidkan, Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan, (ebook), h. 93.
[17] Zulheddi, Tathwir Manahij
Al-Lughah Al-Arabiyah wa Turuq Tadrisiha, (Medan: IAIN Press, 2010), h. 91.
[18] Al-Khuli. Muhammad Ali, Asalib Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah, h. 26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar